1. PERILAKU KONSUMEN DAN KURVA BATAS ANGGARAN.
1.1. Teori Perilaku Konsumen.
Sebagai pelaku ekonomi, konsumen akan membuat keputusan melalui pertimbangan tertentu saat membeli barang untuk dikonsumsi.
Salah satu pertimbangan utama adalah besarnya penghasilan (income) yang diterima, sebab daya beli konsumen tergantung dari penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan.
Dari pengertian inilah terbentuk teori perilaku konsumen, yakni teori yang menjelaskan bagaimana konsumen membuat keputusan atas pilihan barang yang hendak dibeli.
1.2. Kurva Batas Anggaran.
Seperti yang telah kita pelajari pada bahasan kurva batas kemungkinan produksi, maka batas anggaran konsumen juga bisa digambarkan dalam sebuah kurva.
Secara sederhana bisa dikatakan bahwa kurva batas anggaran menggambarkan berbagai kombinasi barang yang mampu dibeli konsumen dengan penghasilan yang ia miliki.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat dari Gambar 1. berikut.
keterangan:
- garis anggaran atau budget line (garis yang menghubungkan titik A - titik D), merupakan kombinasi barang yang mampu dibeli konsumen dengan menggunakan seluruh income.
- titik E dan titik lain dalam area segitiga A0D merupakan kombinasi barang yang mampu dibeli konsumen dengan sebagian income yang dimiliki.
- titik F dan titik lain diluar area segitiga A0D merupakan kombinasi barang yang tidak mampu dibeli konsumen dengan penghasilan yang dimiliki.
Apabila dinyatakan dalam sebuah persamaan, maka akan terlihat sebagai berikut:
keterangan:
- Q1 dan Q2 adalah kombinasi barang yang bisa dibeli.
- P1 dan P2 adalah harga dari masing-masing barang.
- N merepresentasikan penghasilan.
- masih menggunakan kurva diatas, misalnya total income konsumen K sebesar IDR 100,000. Q1 adalah telur dan Q2 kentang. Maka kombinasi maksimal dari telur dan kentang yang mampu dibeli konsumen K adalah A (50 telur, 0 kentang), B (30 telur, 25 kentang), C (10 telur, 50 kentang), atau D (0 telur, 62 kentang), atau titik lain disepanjang garis anggaran (A - D).
2. PERGESERAN PADA KURVA BATAS ANGGARAN.
Pada prinsipnya, pergeseran pada kurva batas anggaran disebabkan adanya perubahan pada penghasilan dan/atau harga barang.
Dengan tetap menggunakan contoh diatas, kita akan melihat tiga kondisi yang membuat pergeseran pada kurva batas anggaran, yakni:
- perubahan pada penghasilan yang diterima.
- perubahan pada harga Q1 (telur).
- perubahan pada harga Q2 (kentang).
2.1. Perubahan pada penghasilan.
Jika harga Q1 dan Q2 tetap, maka perubahan pada penghasilan akan menggeser kurva batas anggaran secara sejajar.
Adapun pergeseran kurva tersebut terlihat pada Gambar 2. dibawah ini.
keterangan:
- kenaikan income akan menggeser kurva awal (BL) kekanan secara sejajar menuju BL'.
- sementara berkurangnya penghasilan akan menggeser kurva BL kekiri (BL'') secara sejajar.
2.2. Perubahan pada harga Q1.
Apabila penghasilan dan harga Q2 tidak berubah, sementara harga Q1 mengalami perubahan, maka kurva batas anggaran akan bergeser keatas atau kebawah pada sumbu vertikal, sesuai dengan perubahan harga Q1.
Gambar 3. menunjukkan pergeseran kurva batas anggaran akibat perubahan pada harga Q1.
keterangan:
- saat harga Q1 mengalami penurunan, maka titik awal (N/Q1) akan bergeser keatas menjadi N/Q1' dan menggeser kurva BL menjadi BL'.
- sebaliknya, ketika harga Q1 mengalami kenaikan, maka kurva awal (BL) akan mengalami perubahan pada sumbu vertikal (Q1), dimana titik semula (N/Q1) bergeser kebawah menjadi N/Q1'', atau terlihat pada kurva BL''.
2.3. Perubahan pada harga Q2.
Jika penghasilan dan harga Q1 tidak berubah, sementara harga Q2 berubah, maka kurva batas anggaran akan bergeser kedalam atau keluar pada sumbu horizontal, sesuai dengan perubahan harga Q2.
Gambar 4. menjelaskan pergeseran kurva batas anggaran saat terjadi perubahan pada harga Q2.
keterangan:
- ketika harga Q2 mengalami penurunan, maka terjadi pergeseran keluar, dimana titik N/Q2 bergeser ke N/Q2', dan mengubah kurva batas anggaran menjadi BL'.
- jika harga Q2 naik, maka terjadi pergeseran kedalam, dimana N/Q2 bergeser ke N/Q2'', dan kurva batas anggaran bergeser dari BL menjadi BL''.
3. PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN.
Dalam ilmu ekonomi terdapat dua pendekatan untuk memahami perilaku konsumen, yakni:
- Pendekatan Marginal Utility (Marginal Utility Approach). Dalam pendekatan ini terdapat anggapan bahwa utilitas (kepuasan) konsumen bisa diukur (measurable) dengan unit moneter (uang) atau satuan terukur lainnya. Karena menggunakan satuan yang terukur, maka pendekatan ini juga disebut dengan Pendekatan Kardinal.
- Pendekatan Ordinal (Indifference-Curve Approach). Pendekatan ordinal bertitik-tolak dari pandangan bahwa kepuasan konsumen dinilai melalui sebuah perbandingan, yakni kepuasan yang lebih tinggi atau lebih rendah, tanpa menggunakan ukuran seberapa tinggi atau seberapa rendah tingkat kepuasan tersebut.
Referensi:
- Krugman, Paul, and Robin Wells. (2011). Economics, Second Edition, Worth Publishers.
- Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western Cengage Learning.
- Samuelson, Paul A., and William D. Nordhaus. (2002). Economics, Seventeenth Edition, McGraw-Hill.
Konsep Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply)
Konsep Elastisitas Permintaan (Elasticity of Demand) dan Metode Nilai Tengah (Midpoint Method) - Via http://www.ajarekonomi.com/2018/03/teori-perilaku-konsumen-consumer.html - On March 22, 2018 at 03:15PM
LAYANAN XL BURUK - Jaringan XL Lemot - Jaringan XL Lambat - Jaringan XL Sampah - begitulah ucapan masyarakat ketika jaringan XL mati mulai 1 Desember tapi tidak ada tanggapan, saya buatkan sebuah blog yang silahkan diturunkan sendiri, - ini merupakan tanggung jawab dari CEO Dian Siswarini yang tidak melakukan kontrol ke bawahannya -
- Komplain Rangers tidak ada jawaban di FB Page
- Rangers tidak ada balasan di Kaskus care - semua pada pindah kartu ( Jangan alasan penuh mail )
- Komplain lewat aplikasi juga ngak dibalas,
Bersadarkan pantauan XL memang merubah tarifnya lebih dulu ketimbang jaringannya yang dijanjikan berubah 2 bulan sebelumnya - xl malah merubah tarif 9 Desember tapi jaringan malah semakin letoy, apa bagusnya pindah ke PRIORITAS ?? prioritas cuman membebankan kami, tidak ada gunanya, itu artinya nasibku bergantung padamu, kalau pakai prabayar, ngak suka patahkan SCnya - toh sc cuman 6000 rupiah, ngak ada nilainya, bisa dibuat melanggar undang undang lagi.
Nah mana tanggung jawab dari CEO atau dari pihak XL yang tidak memberikan konfirmasi seolah olah tidak ada masalah sama sekali, karena nyata nyata masalah besar sejak 1 Desember 2016 ada dan tidak selesai sampai tulisan ini diposting, silahkan layangkan melalui media cetak permohonan maaf - JARINGAN XL SAMPAH - JARINGAN XL LEMOT - JARINGAN XL MAHAL - PAKET INTERNET XL SAMPAH - XL AXIATA SAMPAH - DIAN SISWARINI MUNDUR - TIDAK TAHU MALU - XL MALING PULSA - XL MALING
0 Response to "Teori Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dan Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint) noreply@blogger.com (setiyo hn)"
Post a Comment